jadwal sholat

Kamis, 27 November 2014

Badi' talmih


TALMIH
a.      Pengertian talmih
Talmih berasal   dari kata: لمح- يلمح- -لمحا :المح : mencuri pandang.[1] Dan ada yang mengatakan: لمح : نظر  = memandang. At-Taftâzani menyebutkannya dalam kitab karangan beliau yang bernama Al-Mutawwal dan dia mendefinisikannya talmih dengan mendahulukan lam atas mim dari لمحه yang berarti memandangnya atau menatapnya.
Adapun badi’ talmih ialah berisyarah kepada kisah atau puisi atau contoh tanpa menyebut asalnya.
إِشارة لقصّطٍ شعرٍمثل                                        من غيرذكره فتلميحٌ كملْ
Artinya:
“adapun isyarah kepada kisah, puisi, atau contoh tanpa menerangkan asalnya, maka itu badi’ talmih namanya.”[2]
Ar-Raziy membahas pada kitabnya (Nihayatul Ijaz) tentang ilmu ini dan ia mendefinisikannya, ia berkata: Talmih, yaitu diisyaratkan pada maksud perkataan kepada perumpamaan yang berlaku, sya’ir yang asing atau jarang didengar, cerita yang terkenal tanpa menyebutkannya.[3] 
b.      Contoh-contoh talmih
Contoh isyarah kepada kisah seperti perkataan Abi Tamam:
فو الله ماأدري احلام نائمٍ                               ألّمت بنا ام كان فى الركب يوشع

Artinya:
“Demi Allah aku tidak tahu apakah itu impian orang yang tidur yang mengenai kami ataukah Yusya’ pada rombongan itu”.[4]
Syair ini isyarah kepada kisahnya Nabi Yusya’ AS waktu memerangi orang-orang kafir pada hari jum’at, belum sampai seleai perang, matahari hampir terbenam, lalu memohon kepada Allah supaya Allah menghentikan matahari, lalu permohonannya dikabulkan Allah, sehingga menang.
Contoh isyarah kepada puisi, seperti :
لعمرومع الرمضاء والنّار تلتظى                            أرفّ واخفى منك فى ساعة الكرب
Artinya:
“Demi Amar (orang yang terkenal kejam lagi kuat) dibanding dengan tanah panas (yang dapat membakar telapak kaki) dan api yang menyala itu lebih sayang dan lebih halus dari kamu pada saat susah”.
Syair ini isyarah kepada puisi yang masyhur, ialah:
المستجير بعمر وعند كربته                                   كالمستجير من الرمضاء بانار     
Artinya:
“Orang yang berlindung kepada ‘Amar ketika susah, seperti orang yang berlindung dari tanah yang panas kepada api yang menyala”.
Adapun dalam kitab al-Mu’jam al-Mufassal Fi ‘Ulûm al-Balagâh al-Bâdi’ Wal Bayân Wal Ma’âni isyarah kepada puisi yang masyhur diatas agak sedikit berbeda, namun inti dan maksudnya sama, yaitu :
المتغيث بعمر وعند كربته                             كالمستغيث من الرمضاء بالنار
Contoh yang isyarah kepada matsal, seperti perkataan kepada orang yang tergesa-gesa ingin menjadi pemimpin sebelum waktunya :
لاتعجل تحرم  yang berarti jangan tergesa-gesa, tentu kamu terhalang.
Berisyarah kepada suatu matsal :
من تعجّل قبل اوانه عوقب بحرمانه
Artinya :
“Barangsiapa yang tergesa-gesa ingin mencapai tujuan sebelum waktunya, maka ia dibalas dengan terhalang maksudnya”.[5]



DAFTAR PUSTAKA
‘Akkâwi, In’am Fawwâl, al-Mu’jam al-Mufassal Fi ‘Ulûm al-Balagâh al-Bâdi’ Wal Bayân Wal Ma’âni, Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah, Lebanon, 2006.

al-Ahdhori, Abdurrahman, Jauharul Maknun, Terjemah Ahmad Sunarto, Mutiara Ilmu, Surabaya, 1995.

al-Harbi, ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Ali, al-Balâghatul Muyassârah, Dâr Ibn Hazm, Beirut, 2011.

al-Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir, Pustaka Progressif, Surabaya, 1997.



[1] Ahmad Warson al-Munawwir, Kamus al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), H.  1286
[2] Abdurrahman al-Ahdhori, Jauharul Maknun, Terjemah Ahmad Sunarto, (Surabaya: Mutiara Ilmu, 1995), h. 158.
[3] In’am Fawwâl ‘Akkâwi, al-Mu’jam al-Mufassal Fi ‘Ulûm al-Balagâh al-Bâdi’ Wal Bayân Wal Ma’âni, (Lebanon: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2006), h. 422.
[4] ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Ali al-Harbi, al-Balâghatul Muyassârah, (Beirut: Dâr Ibn Hazm, 2011), h. 89.
[5] Abdurrahman al-Ahdhori, Jauharul Maknun, Terjemah Ahmad Sunarto..., h. 159.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright Saifurrahman El-Shahat 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .