TALMIH
a. Pengertian talmih
Talmih berasal dari kata: لمح- يلمح- -لمحا :المح : mencuri pandang.[1] Dan ada yang mengatakan: لمح : نظر = memandang. At-Taftâzani
menyebutkannya dalam kitab karangan beliau yang bernama Al-Mutawwal dan
dia mendefinisikannya talmih dengan mendahulukan lam atas mim dari لمحه yang berarti memandangnya
atau menatapnya.
Adapun badi’ talmih ialah berisyarah kepada kisah
atau puisi atau contoh tanpa menyebut asalnya.
إِشارة لقصّطٍ شعرٍمثل من غيرذكره فتلميحٌ كملْ
Artinya:
“adapun isyarah
kepada kisah, puisi, atau contoh tanpa menerangkan asalnya, maka itu badi’
talmih namanya.”[2]
Ar-Raziy membahas pada kitabnya (Nihayatul Ijaz) tentang ilmu ini
dan ia mendefinisikannya, ia berkata: Talmih, yaitu diisyaratkan pada maksud
perkataan kepada perumpamaan yang berlaku, sya’ir yang asing atau jarang
didengar, cerita yang terkenal tanpa menyebutkannya.[3]
b. Contoh-contoh talmih
Contoh isyarah kepada kisah seperti perkataan Abi Tamam:
فو الله ماأدري احلام نائمٍ ألّمت بنا ام كان فى الركب يوشع
Artinya:
“Demi Allah aku tidak tahu apakah itu impian orang yang tidur yang mengenai
kami ataukah Yusya’ pada rombongan itu”.[4]
Syair ini isyarah kepada kisahnya Nabi Yusya’
AS waktu memerangi orang-orang kafir pada hari jum’at, belum sampai seleai
perang, matahari hampir terbenam, lalu memohon kepada Allah supaya Allah
menghentikan matahari, lalu permohonannya dikabulkan Allah, sehingga menang.
Contoh isyarah kepada puisi, seperti :
لعمرومع الرمضاء والنّار تلتظى أرفّ واخفى منك فى ساعة الكرب
Artinya:
“Demi Amar (orang yang terkenal kejam lagi kuat)
dibanding dengan tanah panas (yang dapat membakar telapak kaki) dan api yang
menyala itu lebih sayang dan lebih halus dari kamu pada saat susah”.
Syair ini isyarah kepada puisi yang masyhur, ialah:
المستجير بعمر وعند كربته كالمستجير من الرمضاء بانار
Artinya:
“Orang yang berlindung kepada ‘Amar ketika susah, seperti
orang yang berlindung dari tanah yang panas kepada api yang menyala”.
Adapun dalam kitab al-Mu’jam al-Mufassal Fi
‘Ulûm al-Balagâh al-Bâdi’ Wal Bayân Wal Ma’âni isyarah kepada puisi yang
masyhur diatas agak sedikit berbeda, namun inti dan maksudnya sama, yaitu :
المتغيث بعمر وعند
كربته كالمستغيث
من الرمضاء بالنار
Contoh yang isyarah kepada matsal, seperti perkataan kepada orang yang tergesa-gesa
ingin menjadi pemimpin sebelum waktunya :
لاتعجل تحرم yang berarti jangan tergesa-gesa, tentu kamu
terhalang.
Berisyarah kepada suatu matsal :
من تعجّل قبل اوانه عوقب بحرمانه
Artinya :
“Barangsiapa yang tergesa-gesa ingin mencapai
tujuan sebelum waktunya, maka ia dibalas dengan terhalang maksudnya”.[5]
DAFTAR PUSTAKA
‘Akkâwi, In’am Fawwâl, al-Mu’jam al-Mufassal Fi ‘Ulûm
al-Balagâh al-Bâdi’ Wal Bayân Wal Ma’âni, Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah,
Lebanon, 2006.
al-Ahdhori, Abdurrahman, Jauharul Maknun, Terjemah
Ahmad Sunarto, Mutiara Ilmu, Surabaya, 1995.
al-Harbi, ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Ali, al-Balâghatul
Muyassârah, Dâr Ibn Hazm, Beirut, 2011.
al-Munawwir, Ahmad Warson, Kamus
al-Munawwir, Pustaka Progressif, Surabaya, 1997.
0 komentar:
Posting Komentar